Berbicara tentang fakta diri, saya lebih nyaman jika membahas hal-hal yang disukai. Sesuatu yang mengarah ke aib atau yang masih bisa diperbaiki seperti sifat diri alangkah baiknya bagi saya mungkin harus disenyapkan terlebih dahulu. Siapa tau makin hari bisa berubah, sebagaimana diri mau berniat dan mengerjakan, hehe. Jadi saya akan cerita 7 fakta mengenai saya selama hidup sampai moment detik ini.
1. Penikmat pendakian gunung – camping
Todaydream saya bangun dari cerita-cerita pendakian gunung. Jadi sudah pasti ini akan menjadi nomer satu. Pada postingan sebelumnya mengenai pencapaian tertinggi pun juga saya paparkan bahwa saya merasakan nikmat dalam setiap proses pendakian. Baik itu dalam persiapannya, perjalanan menuju basecamp, pendakian, camping, summit attack, masak-masak, turun gunung hingga moment selesai dari pendakian itu sendiri.
Jika saya tarik mundur ke masa pelajar, ternyata saya sangat aktif mengikuti kegiatan kepramukaan dari bangku SD. Lalu saat SMP, ternyata ada suatu kejadian unik. Saya begitu ambisius untuk menjadi salah satu anggota pramuka yang ikut jambore daerah. Saat disampaikan pengumuman daftar peserta yang lolos, saya kecewa dan menangis karena tidak ada dalam daftar. Yaampun rasanya saat itu sedih banget, hehe. Kepengen tapi enggak kesampaian.
Ternyata kesenangan pada alam terus berlanjut dengan tetap mengikuti event-event kepramukaan meski tidak menjadi anggota. Segala hal dalam dunia pramuka sangat menarik perhatian saya. Mendirikan tenda, menghafal sandi-sandi, camping, api unggun, jurit malam, masa-memasak, melewati sungai-sungai, dan naik turun bukit masih teringat jelas sampai saat ini.
2. Tertarik pada dunia masak
Saya terlahir dari lingkungan keluarga berdagang. Rata-rata menjual makanan. Sudah pasti hobi satu ini basic-nya dari situ. Dari jaman kuliah saya sudah masak sendiri, sering dikirimi bahan-bahan masakan. Saat itu masih pakai kompor minyak. Seringkali saya harus berminyak-minyakan saat harus mengganti sumbu kompor. Wah dari dulu kayaknya udah suka merepotkan diri-sendiri ya, wakakaka.
Maka pada saat ini, sudah bekerja dan masih tinggal sendiri, dunia memasak menjadi fokus utama setelah pulang kerja. Dikarenakan kerongkongan, lambung, dan rasa hati yang agak susah menerima makanan daerah sini, mengharuskan saya memasak setiap pulang kerja. Terpaksa beli makanan ketika sedang tidak mood saja atau ketika pulang agak larut.
Dengan memasak, saya merasakan healing. Apakah teman-teman merasakan hal sama? Saat memasak, energi-energi negatif seolah lepas. Enak atau engga enak masakannya memang benar juga sih tergantung mood saat itu. Style memasak saya adalah style suka-suka. Kadang jarang mencicipi terlebih dahulu sebelum selesai. Tapi yang namanya masakan sendiri tentu tetap harus dimakan.
Karena senang memasak, saya juga senang berbelanjanya. O tentu ya, hehe. Gemas sekali rasanya saat melihat sayuran segar, buah segar, ikan segar, dan lauk pauk lainnya. hampir tiap dua bulan sekali saya pasti mampir ke supermarket untuk menikmati bahan masakan yang segar-segar ala-ala supermarket. Berbelanja di pasar tradisional pun enggak kalah seru, disamping bisa menawar, pilihannya banyak sekali karena langsung dari petaninya.
Tiap hari saya juga memantau seputar dunia memasak lewat media sosial. Pokoknya mencari informasi-informasi seperti resep, tips dan trik, dan sebagainya.
3. Bucing sejati
Dari kecil persisnya dari SD, saya menyenangi kucing. Pernah suatu ketika saya buatkan rumah kucing dari kardus bekas. Saya buatkan jendela-jendela kecilnya, gantungan mainan hingga tempat tidur. Saking gemasnya, saya paksa kucingnya kalo berniat kabur. Yaampun kalau diingat-ingat kayaknya berasa kekerasan rumah tangga. Maklum yah saat itu masih kecil.
Beranjak SMP, saya masih memelihara kucing. Beberapa orang di rumah saya kurang menyenangi. Saya berjanji untuk mengurus dengan baik karena bersikeras untuk memiliki kucing. Pokoknya ngeberesin pup pip kucing mah udah biasa bagi saya. Ohya siapa di sini yang juga enggak tahan sama ke-gemoy-an kucing? Berkat media sosial, saya bisa menyaksikan hal-hal lucu oleh kucing dari berbagai belahan dunia. Suka ketawa sendiri sampai teler, eyyy.
4. Menyenangi musik
Saya adalah salah satu pemain drum stick wanita saat bangku SD yang tergabung dalam tim marching band. Mukul-mukul drum dengan berirama rasanya saat itu menjadi hobi saya. Saya juga pernah pegang pianika. Yang paling unik bagi saya adalah saat saya pegang alat lyra. Waduh, itu ampun syekali beratnya shayy, karena mesti ditopang satu pinggul. Kebayang dong, harus mukul-mukul lyra sambil jalan beratus-ratus meter. Cuma satu saja yang enggak kesampaian, yaitu menjadi mayoret wakakaka.
Lanjut ke bangku SMP. Saya tertarik dengan gitar karena sering menjadi penonton sepupu saya yang sedang memainkan gitar. Maka kelas tiga SMP saya miliki gitar pertama saya pemberian orangtua sepupu. Belajarnya otodidak saja. Ingat sekali, lagu pertama untuk belajar adalaaaaah.... the one and only mimpi yang sempurna dari Peterpan. Lagu sejuta umat untuk belajar main gitar yoaa, ehehe. Endingnya, saya mengiringi teman-teman sekelas saat menampilkan sebuah lagu di acara perpisahan. Fotonya masih ada, main gitar sambil duduk, pakai kebaya, wakakaka.
Saat bangku kuliah, saya coba kembangkan sayap bermusik dengan mendaftar recruitment di organisasi seni skala kampus. Namanya UKS, unit kegiatan seni, di kampus Andalas. Organisasi ini sangat bergengsi karena seringkali tampil di acara-acara penting kampus. Juga sudah banyak alumni dan anggotanya mengikuti festival nasional. Kayaknya enak aja gitu, tampil di festival sambil jalan-jalan.
Saya terpilih menjadi salah satu bagian dari divisi musik. Oh, daebak. Rasanya luar biasa banget saat itu karena yang lolos hanya 3 orang yang wanita. Ketiga orang itu, termasuk saya ya, menjadi sohib banget lah sampai sekarang. Saat proses recruitment, kami belajar berbagai jenis alat musik seperti tambua, talempong, dan saya kebagian harus wajib belajar keyboard. Tapi ternyata saya enggak cocok dengan keyboard karena jari-jari saya pendek agak susah menggapai-gapai tuts ya bunnn. Yah saya kembali ke gitar.
Beberapa kali tampil bersama dalam formasi band. Hinggga akhirnya saya memutuskan untuk berhenti dari proses recruitment dan memilih fokus pada hima jurusan. Namun karir bermusik saya tidak berhenti sampai di situ. Fokus di hima jurusan, saya pilih unit kegiatan himpunan yang masih berbau-bau seni. Namanya GRAVITI, generasi penggerak kreativitas dan seni teknik industri. Yap, di sini saya dipercaya sebagai sekretaris, ya meskipun dengan banyak kekurangan ini itu, saya selesaikan juga jabatan itu dengan sebaik-baiknya hingga menjadi alumni.
Saat ini, seiring berkembangnya pemikiran. Perlahan-lahan saya mengurangi ketertarikan dalam musik. Sudah lama sekali enggak pegang gitar. Lalu suatu ketika teman sesama recruitment UKS tadi, memiliki ukulele dan kalimba. Karena menarik dan simple, maka saya miliki juga, wakaka. Awanya seneng mainnya. Lama-lama ada bosannya juga, dan sekarang jarang saya mainkan.
5. Bercocok tanam
Ini adalah salah satu akibat mengenal game harvest moon. Menanam, mencangkul, menyiram, hingga memanen sangat terasa asik, di dunia game, hehe. Saya cobakan dalam dunia nyata ini, eh ternyata memang se-asyik itu ya. Menyenangkan sekali melihat benih-benih yang ditanam mejadi subur. Karena masih tinggal di kost, saya hanya mencoba bertanam tipis-tipis. Saya udah pernah memanen kangkung, daun mint, daun pandan, daun kunyit, selada, cabe dan lainnya. Udah kayak anak sendiri, loh kok kayak iklan kecap.
Impian saya adalah punya garden corner jika suatu saat punya rumah sendiri, ehmm, amiin, amiin.
6. Dunia bisnis
Ternyata saya baru menyadari menyenangi dunia bisnis setelah ikut beberapa lomba business plan. Pertanyaan yang sempat muncul “kok lolosnya ke lomba business plan terus ya, bukannya lomba keilmuan jurusan”. Iyap, saya jarang sekali ikut lomba keilmuan jurusan karena mungkin alam bahwa sadar saya menyampaikan bahwa saya enggak tertarik. Saat mengerjakan business plan proposal saya sungguh bersemangat. Alhasil, saya pernah ikut lomba sampai UI dan UII. Alhamdulillah, pengalaman yang sangat berharga dan berkesan.
Saat ini saya tengah menjadi orang dibalik layarnya @kringcing @todayhandmade @cattalana.official dan beberapa yang sedang dalam perencanaan. Semoga masterpieces-masterpieces ini membawa dampak positif bagi kehidupan saya.
7. Going to be a minimalizm person
Tidak bisa dipungkiri bahwa media sosial membawa dampak yang lumayan positif bagi saya. ya banyak positifnya. Saya jadi tau perkembangan dunia pada masa kini. Khususnya untuk life-style. Saya mengenal teori hidup minimalis dari beberapa akun influncer. Mengapa tertarik? Jika dikaji dan dipahami lebih jauh, hidup minimalis itu sangat sesuai sekali dengan kaidah agama saya. Bahwa hidup sebaiknya jangan berlebih-lebihan. Kita bertanggungjawab terhadap segala hal yang terbuang sia-sia, karena akan dipertanyakan secara detil pada masa nanti.
Karena kesesuaian tersebut, maka bagi saya menerapkan hidup minimalis sangat tepat pada masa kini. Minimalis bukan hanya soal benda-benda, tapi juga dalam bercara pandang dan berpikir. Saya masih belajar saat ini. Tiap hari juga nge-check hal-hal berbau minimalism. Goals-nya ya untuk hidup yang seimbang.
0 silakan tinggalkan komentar ya teman pembaca :)
silakan boleeh komentar yaa