Jogja City Light dari HeHa Sky View – Jogjain2020 #1
Jogja City Light dari HeHa Sky View – Jogjain2020 - Ini kali ketiga saya
berkesempatan kembali berkunjung ke Jogjakarta. Kesempatan pertama adalah
ketika study tour SMA tahun 2011, lalu ketika mengikuti lomba business plan di
UII tahun 2015. Sengaja ambil jatah cuti satu hari untuk perjalanan pulang,
saya memilih moda transportasi kereta dengan niat ingin merasakan perjalanan di
kereta saat siang. Kemudian saat berangkat ke Jogja nya saya memilih
menggunakan bus malam, jadi pulang kerja langsung melakukan perjalanan.
Ada yang menarik, ke Jogja kali
ini layaknya seperti menginap di kost teman saat weekend dalam beberapa bulan
terakhir. Mengapa demikian? Yup karena di Jogja saya punya teman yang baru
pindah domisili, jadinya bisa nebeng di rumah kontrakannya, sama seperti nebeng
di kost teman baik itu di Jakarta ataupun Bandung. Bisa dibilang bukan seperti
holiday trip lagi, tanpa harus rempong pesen-pesen penginapan, hehe.
Sebegitu rindunya dengan Jogja,
sepanjang perjalanan berangkat hati saya jadi deg-deg-an. Jika kedatangan
sebelumnya hanya meraba-raba, namun kali ini saya pastikan bahwa akan mudah
mengingat setiap sudut kota yang akan dilewati. Mengingat karena ini bukan
holiday trip, saya jadi lebih santai dan menikmati setiap momen.
Pagi selepas subuh saya sampai di
Terminal Giwangan. Kondisi terminal masih sepi lalu saya berjalan ke arah
datangnya bus berharap itu adalah gerbang masuk ataupun gerbang keluar.
Ternyata posisi saya sudah benar, sehingga memudahkan saya untuk memberitahukan
keberadaan diri kepada teman yang akan menjemput. Tidak sampai setengah jam
teman saya akhirnya tiba. Exited sekali rasanya bahwa pada beberapa bulan lalu
masih menumpang menginap di kontrakannya di daerah Tangerang, eh sekarang sudah
stay di Jogja saja. Everyone moved ya..
Rumah teman saya ini di daerah
Berbah. Menurutnya destinasi terdekat yang tepat untuk dikunjungi saat malam
hari adalah Bukit Bintang. Sontak saya jadi teringat pada 2015 lalu ketika
diajak ke bukit ini namun start perjalanan dari tugu : berasa sekali jauhnya.
Nah kalo dari Berbah jaraknya sangat dekat disbanding dari tugu. Okelah asalkan
bisa cepat sampai, saya ngikut aja (ssst sebenarnya saya kepingin ke Malioboro
saat itu, hehe).
Motor matic hitam meliuk-liuk
mengikuti Wonosari Street. Memori pada tahun 2015 saat melewati jalan ini
kembali muncul di kepala saya, “wah ini jalan yang waktu itu yaa” bisik
saya dalam hati. Sungguh saya sangat menikmati pemandangannya, cuaca sedang
cukup baik meski tadinya sempat turun hujan kemudian gerimis. Hingga sampailah
saya dan teman saya di HeHa Sky View.
Kebetulan malam itu adalah sabtu
malam alias malam minggu. Parkiran resto ini sudah dipadati kendaraan baik roda
empat maupun roda dua. Namun saya tiba di HeHa pada jam sembilan malam, artinya
satu jam lagi tempat ini akan tutup. Niatnya cuma ingin lihat-lihat santai,
tanpa duduk untuk santap makanan.
Heha Sky View merupakan resto
yang berkonsep modern dengan banyak menu makanan minuman pilihan, ada juga yang
food stall nya maupun privat table. Selain itu, banyak sekali spot foto yang
instagramable. Ohiya, konsep kami berkunjung ke HeHa adalah hunting foto
sebenarnya, karena saya bawa mirrorless jadinya teman saya rekomendasikan untuk
menangkap view city light nya Jogja dari view resto HeHa. Sejauh mata memandang
dan langkah kaki kami berkeliling, fasilitas yang tersedia di HeHa sangat
lengkap. Teman pembaca yang membawa family bisa nangkring di Garden Area. Ada juga Sky Glass, Love Box,
Reflecting Pool, Bean Bag Area, Live Music, Food Stalls, Heha Garage, Souvenir
Shop, Mushalla, Toilet.
Kami lebih
banyak menghabiskan waktu di spot jembatan yang mana city light view nya lebih
clear dibanding spot lainnya. Minusnya, banyak orang yang lalu-lalang
di spot ini, jadi harus bersabar ekstra saat motret. Puas melihat kota
Jogja dari spot tadi, kami kembali ke arah gerbang utama. Kemudian kami
menemukan spot berfoto yang ciamik dekat dengan toilet. Ada batu-batu yang
dicat putih dijadikan dinding lalu juga ada hiasan dinding dari kayu yang
disusun rapih. Lampu sorot yang terang benderang menambah ciamik spot ini. Jadinya
kami ambil foto selfie lumayan banyak disini, haha.
Bagi teman
pembaca yang baru pertama kali akan mengunjungi HeHa, mungkin ada baiknya
berkeliling terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk stay yang agak lama di
suatu spot. Tapi tetap yang terbaik adalah spot city light nya. Dikarenakan
tidak memesan jajanan apapun, jadinya saya tidak bisa kasih rekomendasi yah,
maapkan. Oh iya, jika dilihat-lihat lagi tema resto HeHa ini mirip dengan
D’dieuland nya Punclut Bandung, yaitu ada wahana nongkrong santai dan kerlap
kerlip lampu-lampu serta city light view nya.
Bagi yang
ingin membeli oleh-oleh khas Jogja, teman pembaca bisa kunjungi booth nya yang
letaknya tepat sekali sebelum pintu keluar HeHa. Ada berbagai macam cenderamata
bisa ditemukan di sini. Saya sendiri hanya melihat-lihat sebentar karena HeHa
akan segera tutup. Akhirnya saya dan teman kembali ke rumah agak larut,
perjalanan kembali terasa lebih cepat ketimbang saat berangkat. Sampai berjumpa
di blogspot Jogjain2020 berikutnya.
2 silakan tinggalkan komentar ya teman pembaca :)
Waaah kangen banget sama Jogja, sekarang rasanya kalau liat update-an Jogja itu bener-bener kagum deh, semuanya cepet banget berubah dan semakin bagus. Dulu waktu kuliah 4 tahun, belum se-instagrammable ini tempat2nya. Meskipun dulu juga sudah banyak sih lokasi2 liburan dan cafe2 estetik dan murah hahaha
ReplyDeleteKapan ya bisa berkunjung ke Jogja lagi....
Hayyy mba tikaa, terima kasih sudah berkunjung,
DeleteWaah kuliah 4 tahun pasti banyak sekali moment nya yaah, enakeun sih di Jogja sama kayak di Bandung,
Semoga kita bisa kembali kunjungi Jogja.. hehe
silakan boleeh komentar yaa