Pendakian Kedua Gunung Gede – via Gunung Putri
Pendakian Kedua Gunung Gede – via Gunung Putri - Hai sahabat pembaca, jumpa lagi dengan cerita pendakian Gunung Gede. Kali ini pergi-pulang via jalur Gunung Putri. Pada November 2019 saya bergabung dengan rombongan teman kerja yang berdomisili di Jakarta. Hanya saya yang menjadi tamu jauh tim ini. Kebetulan juga ini merupakan pendakian kedua saya di tahun 2019 setelah pendakian Sindoro pada Bulan April.
Pada hari sebelumnya saya sudah packing sehingga pada Hari Jumat sehabis pulang kerja langsung bertolak ke Jakarta dari Karawang Barat. Akhirnya saya merasakan juga gendong keril dari Karawang hingga Jakarta. Style saya saat itu beneran udah kayak anak gunung banget, padahal kan enggak, cuma jadi penikmat, hehe.
Tibalah saya pukul sepuluh malam di Buaran setelah melewati kemacetan yang luar biasa. Rombongan sudah siap berangkat, hanya menunggu kedatangan saya. Aduh, minta maaf yak jadi molor dikit dari rencana waktu awal. Kemudian segera kami melesat ke Bogor menggunakan mobil sewa. Saat itu ada dua mobil yang mengangkut kami menuju Gunung Putri.
Berkumandangnya azan subuh membuat kami segera bangun dari tidur untuk bersiap-siap. Mulai dari mandi, packing ulang dan sarapan. Ohya, basecamp ini tergolong sangat lengkap fasilitasnya. Saya lupa ini basecamp apa namanya. Ada warung yang makanannya lumayan enak-enak, colokan listrik, karpet, musola dan toilet yang cukup. Parkirannya pun luas untuk mobil.
Akhirnya semua anggota tim rampung packing ulang. Tidak lupa kami briefing sebentar dan berfoto sebelum berangkat menuju pos registrasi. Tim ini tergolong tim yang cukup besar karena jumlahnya empat belas orang. Tepat pukul tujuh pagi yang cerah, kami mulai perjalanan ini.
Dari basecamp ini cukup menempuh perjalanan kaki kurang lebih selama sepuluh menit ke pos. Sembari ketua tim melakukan registrasi di pos, yang lainnya menunggu dan melihat-lihat kedai cenderamata. Tak lama kemudian registrasi selesai dan kami berangkat.
Jalur menuju pos 1 tidak banyak berubah dari pendakian saya sebelumnya pada Februari 2018, terasa kembali ke masa lampau, mengenang moment pendakian pertama Gunung Gede. Namun satu hal yang juga tidak berubah dari gunung ini, yaitu ramai.
Pos demi pos terlewati, kami terpisah-pisah karena ritme yang berbeda serta panjangnya antrian di jalur. Bahkan tiap pos sama saja seperti tahun lalu, ramai bak pasar kaget. Berhubung tidak pakai HT jadinya kami tidak bisa saling kontak member lainnya, jadi yasudahlah, saling tunggu di pos berikutnya saja. Saat itu yang tersisa bersama saya ada dua orang bapak dan dua teman lainnya yang lebih muda dari saya. Ternyata berkat ini kami jadi saling bercerita. Ternyata bapak-bapak ini adalah atasan beberapa teman saya yang ikut dalam tim ini. Sebagai yang lebih muda, jadinya kami harus ikut ritme bapak-bapak, maklum. Tapi bagi saya ini menyenangkan, terasa menjadi guide karena sebelumnya saya sudah pernah lewat jalur ini.
Tim kecil saya terperangkap hujan deras tepat sekali sebelum pos 5. Pada kondisi ini, kami terpaksa hanya diam berdiri dan bersandar pada pohon terdekat. Perjalanan kami lanjutkan kembali jika sudah dikode oleh Pak Roni. Sedang Pak Turis juga demikian. Terkadang beliau berdua saling bantu untuk merangkak naik karena tidak ingin merepotkan kami. Padahal sih ya gapapa juga hehe. Pokoknya santai sekali langkah demi langkah karena kaki Pak Roni sempat kram. Jadinya kami tidak ingin memaksakan untuk cepat sampai di camp, lagi pula siapa tau tim yang tertinggal dibelakang bisa menyusul dan bertemu.
Nyatanya kami baru bertemu dengan anggota lain ketika sudah sampai di jalur batu yang lumayan menyiksa yang hampir dekat dengan gate surken. Waktu sudah menunjukkan magrib. Bagi saya, luar biasa sekali perjalanan hari ini menghabiskan seluruh waktu siang. Enaknya, tenda ternyata sudah siap sedang dua orang teman yang mendirikan tenda sudah salin pakaian dan pergi mengambil air. Entah jam berapa mereka sampai di camp, tapi salut ya, dan terima kasih.
Malam hari kami habiskan dengan memasak dan mengobrol. Kegiatan yang terlalu biasa dilakukan saat camp. Tapi kali ini ada yang seru, bermain truth or dare tapi sebelumnya harus perkenalan diri dulu. Ohiya, kebanyakan dari kami belum saling kenal. Jadinya kegiatan ini sangat membantu untuk berkenalan dan berbagi cerita. Ya, ini bagian asyik dari camping.
0 silakan tinggalkan komentar ya teman pembaca :)
silakan boleeh komentar yaa