Pendakian Pertama ke Gunung Gede – Lintas Jalur: Gunung Putri - Cibodas
By today-dream - 4/29/2020 02:54:00 PM
Pendakian Pertama ke Gunung Gede – Lintas Jalur: Gunung Putri - Cibodas - Gunung Gede, bisa disebut sebagai gunung teramai. Saat
April 2018 pertama kali berkunjung kesana, saya kaget karena begitu ramainya
seperti berada di pasar. Tidak seperti pendakian-pendakian sebelumnya di
Sumatera. Sekembalinya dari pendakian Papandayan pada Desember 2017, membuat
saya makin penasaran dengan gunung di Jawa.
Berselancar di Instagram mengenai informasi pendakian,
saya temukanlah sebuah komunitas pendaki gunung (KPG) regional yang sedang
iklan event pendakian ke Gede. Cukup banyak riset yang saya lakukan hingga
mengambil kesimpulan untuk ikut dalam event KPG Reg Bekasi. Menimbang saya akan
berangkat solo dari kota ini, jadinya mesti harus matang preparation untuk
ambil kesempatan ini. Oh iya saya cek akun IG KPG Reg Bekasi terlihat masih
terus aktif dengan beragam event-event nya. Salut bisa konsisten kayak gitu, sayang
sekali saya memang tidak bisa join sebagai member. Tema share cost membuat saya
tertarik dengan event dari komunitas ini. Saya ikut urunan kurang lebih 250k agar
bisa join di list peserta umum. Kebetulan hari pendakian yang dipilih adalah
sabtu-minggu, yap semacam persami gitu.
Disepakatilah meet point di Alun-alun Kota Bekasi. Pukul
01.00 dini hari barulah bus yang disewa datang. Bus ukuran menengah ini cukup
menampung peserta sebanyak 25 orang. Ditengah-tengah menahan kantuk barulah bus
ini datang, jadinya kami bisa tertidur saat sudah dalam perjalanan di tol yang
lumayan macet.
Saya sempat saling berkenalan dengan beberapa peserta.
Ternyata kebanyakan yang ikut adalah anggota dari KPG regional lain seperti
Garut. Wah, luar biasa juga kekompakan antar komunitas yang dalam naungan
Komunitas Pendaki Gunung (IG: @komunitas_pendaki_gunung) ini. Kemudian terpantau
juga ada beberapa umum lainnya yang ikut.
Menuju Pos
1
Tepat pukul 06.30 kami sudah bersiap di pos simaksi. Rombongan
kami ternyata terbilang kesiangan dari rombongan yang sudah lebih dulu start. Berjalan
20 menit pertama tibalah kami di tempat “keramaian” untuk istirahat. Tampak
sebuah spanduk besar bertuliskan “Selamat Datang Peserta Kebut Gunung Nasional”.
Wah, event ini terlihat menggiurkan. Ternyata pada sudut bawah spanduk
menginformasikan bahwa ini adalah event himpunan mahasiswa pecinta alam “STUPALA”
dari Universitas Borobudur. Makin terbesit bahwa akan lebih banyak lagi orang
diatas sana.
Kami meneruskan perjalanan yang kiri-kanan nya adalah
lahan pertanian warga menuju pos bayangan “tanah merah”. Trek nya sudah mulai
menanjak dengan tanah padat dan batu-batu besar. Oh iya, di pos bayangan ini
ada warung kecil. Teman pembaca bisa menikmati kesegaran sepotong semangka
disini dengan harga 5k.
Seketika trek yang dilalui makin menanjak dengan adanya
tangga-tangga batu. Namun tertolong dengan pohon-pohon yang rindang menandakan
sudah masuk ke vegetasi hutan. Sinar matahari tidak langsung mengenai tubuh sehingga
akan terasa lebih sejuk. Sesekali langkah terhenti karena menunggu antrian
naik. Kami menempuh 1 jam 17 menit untuk tiba di pos 1. Dan…sayup-sayup
terdengar banyak suara dari arah tanah lapang di pos 1, sesaat sebelum kami
tiba di gapura pos 1. Inilah pasar pendakian Gede. Sejauh mata memandang ada
rombongan pendaki hampir mengisi setiap sudut. Terkadang antara satu dan
lainnya saling sahut-sahutan untuk mencairkan suasana ramai ini. Rata-rata
mereka berbahasa Sunda dan Jawa.
Menuju Pos
2
Lagi-lagi kami harus menahan langkah untuk antri naik.
Trek dari pos 1 ke pos 2 - Leugok Leunca. Trek sudah mulai agak berat karena
didominasi oleh tanah padat dan akar-akar pohon, tentu terus menanjak. Saya tidak
mengambil dokumentasi saat berada di pos 2. Namun di pos ini juga terdapat
warung. Bolehlah duduk sebentar menikmati semangka segar lagi. Trek ini tidak
jauh berbeda menuju pos 3 – Buntut Lutung.
Menuju Pos
3 dan Pos 4
Nah, mulailah penderitaan jalur Gunung Putri dari lepas
pos 3. Trek ini disebut-sebut sebagai trek terberat sepanjang jalur Gunung
Putri. Tanah padat dan akar pohon padat sangat mendominasi. Namun kemiringannya
sudah cukup curam dibandingkan dengan trek sebelumnya. Waktu tempuh kami menuju
pos 4 adalah 3 jam. Antara pos 3 dengan pos 4 ada dua pos bayangan yang
ditandai dengan warung. Pos bayangan kedua dinamai dengan Lawang Saketeng
sedangkan pos 4 dinamai dengan Simpang Maleber.
Menuju Pos 5
Tenaga terasa makin terkuras karena jalur semakin
sulit karena saat perjalanan dari pos 3 ke pos 4 sempat turun hujan. Hujan membuat
trek tanah padat dan akar pohon menjadi makin licin, bonus kemiringan makin
curam. Beberapa dari kami sempat merasa putus asa melihat makin curam nya trek
ke atas sana. Namun semangat khas dari teman pendaki lain selalu membakar
kembali. Kata-kata mutiara: bentar lagi
nyampe kok tentu nya tidak akan bosan didengar, hehe.
Akhirnya kami sampai di pos 5 ‘Alun-alun Timur
Suryakencana’. Lelahnya perjalanan tadi terbayar sudah dengan indahnya
Suryakencana. Panitia memilihkan area camp yang agak dekat dengan Alun-alun
Barat agar lebih dekat saat summit esok hari. Oleh karenanya, dari pos 5 tadi
kami masih terus berjalan ke arah barat. Tenang, treknya sudah landai khas
Suryakencana. Oh iya saat di pos 5 tadi makin banyak warung. Semangka segar
semangka segar?
Summit
Attack Gunung Gede
Saya dibangunkan oleh suara ibu penjual nasi uduk “nasi
uduk…nasi uduuk”. Oalah, ternyata tak perlu capek menyiapkan sarapan, tinggal beli
nasi uduk aja hehe. Panitia menjadwalkan summit ke puncak Gede pukul 10 pagi. Yap
ini summit anti dinihari. Rencananya kami akan turun lintas jalur via jalur
Cibodas. Nah ini dia serunya pendakian ini. Bisa merasakan jalur Gunung Putri
sekaligus Cibodas. Ritual khas sebelum packing adalah masak-masak. Kami saling
berbagi tugas karena ini adalah event share cost bukan open trip. Kegiatan ini
adalah yang paling menyenangkan bagi saya ketika pendakian, bersantai sambil
masak.
Baru beberapa langkah kaki saya mulai terasa berat
karena trek summit ini lumayan curam. Tidak heran memang, hampir jalan 5 sampai
10 langkah, saya pasti berhenti untuk re-charge tenaga. Ini pertama kali nya
saya summit menggendong carrier sendiri. Pundak terasa kian berat menahan berpuluh
kilo barang. Opmitis harus bisa summit karena akan turun lintas jalur, saya tak
henti menyemangati diri. Terima kasih teman-teman yang ada bersama saya untuk
sejalan saat summit. Dan finally puncak Gunung Gede 2.958 mdpl disambangi pada
pukul 11.30. Alhamdulillah.
Tampak di kejauhan bawah sana luasnya Suryakencana. O tentu
puncak sudah ramai pada jam tersebut. Rombongan lain sudah start lebih dulu
dari kami. Sekeliling begitu ramai, ada yang befoto di tugu puncak, jajan
semangka segar dan saya duduk di tepi bibir kawah menikmati luasnya kawah. Di seberang
sana terlihat puncak Pangrango.
Turun
Lintas Jalur Cibodas
Tidak lama kemudian kami bergegas melanjutkan
perjalanan turun. Menurut informasi panitia, jalur Cibodas akan ditempuh dengan
waktu yang cukup lama karena jalurnya sangat panjang dari jalur Putri. Oleh karenanya
kami tidak bisa terlalu lama berada di puncak Gede. Trek saat menuju pos Kandang
Badak didominasi oleh akar-akar pohon yang cukup rapat. Nah, di pos ini kami
temukan rombongan pendaki yang ramainya sama dengan pos 1 jalur Putri
sebelumnya.
Trek selanjutkan mulai bersahabat hingga kami tiba di
pos Panca Weuluh yang terdapat air terjun kecil. Jadi jalur Cibodas ini akan
sering dijumpai air terjun. Jalur selanjutnya adalah Kandang Batu - jembatan
air panas – Pondok Pemandangan – Batu Kukus 3 – Batu Kukus 2 – Batu Kukus 1 – Rawa
Denok 2 – Rawa Denok 1 – Rawa Panyangcangan – Telaga Biru – Tarentong –
Basecamp Cibodas. Panjang kan jalurnya? Namun akan terasa asyik karena
disepanjang jalur seringkali ditemukan air terjun cukup untuk menyegarkan mata.
Tidak terasa kami sempat medapati malam ketika berada di pos Telaga Biru. Lepas
Maghrib kami kembali melanjutkan perjalanan ke basecamp sehingga tepat pukul
08.30 kami tiba di basecamp.
Ini perjalanan pendakian yang berkesan karena ditempuh
dengan lintas jalur. Lagi saya menggendong sendiri carrier sehingga butuh
effort dan semangat yang lebih untuk menuntaskan pendakian ini. O iya, status
solo saat mendaftar tidak membuat saya kesulitan karena dari perjalanan ini
saya temukan teman-teman pendakian yang sangat baik: saling bantu. Beberapa yang
sejalan saat di jalur juga adalah solo alias daftar sendiri tanpa teman yang
dikenal.
Sampai jumpa di pendakian Gede berikutnya yang lebih
santai namun mencekam karena kehilangan satu anggota tim!
0 silakan tinggalkan komentar ya teman pembaca :)
silakan boleeh komentar yaa