Di-Dieng #1 – Menikmati Sikunir dan Telaga Warna di Dieng
By today-dream - 4/20/2020 08:34:00 PM
*Agustus, 2018*
Di-Dieng #1 – Menikmati Sikunir dan Telaga Warna di Dieng - Berangkatlah kami menuju Wonosobo
tepatnya akan turun di Terminal Mendolo dengan menumpang bus ekonomi antarkota.
Pukul tujuh lewat tiga puluh menit bus tancap gas dari kota ini. Bus ini parkir
sejenak di rest area khusus bus antarkota Pulau Jawa. Tidak lama kemudian
melesat kembali masuk dan keluar tol. Keletihan saat packing membuat tidur kami
sangat nikmat meski AC bus agak menggangu. Hingga kami terbangun saat bus telah
sampai ditujuan, tepat saat sebelum azan Subuh bergema di Terminal Mendolo. Tampak
puluhan bus lain sudah parkir santai di terminal ini. Sepertinya rombongan wisatawan
maupun pendaki lain juga telah sampai.
Masih pagi buta dan dingin. Jika hawa
udara di lokasi ini saja sudah sedingin ini, bagaimana cerita dengan Prau
nanti? Betapa dinginnya suhu ini, kami tetap coba untuk aklimatisasi. Setelah bersih-bersih
dengan menumpang di toilet umum, kemudian kami menunggu bus mini yang akan
mengantarkan kami berkeliling Dieng terlebih dahulu.
Bus mini ini cukup sekali untuk kami
yang berjumlah tujuh orang. Para carrier tercinta sudah mengisi space bagian
bagasi dan beberapa bangku belakang. Cukup tidak sesak. Nah, bus ini dipesan
oleh Teh Erna melalui temuan akun di instagram. Dan asyiknya, sang driver
ternyata adalah seorang guide gunung khususnya gunung di Jawa Tengah. O tentu
banyak perbincangan selama beliau membawa kami ikut dalam tur nya ini. Ayo Bersiap.
Sesuai rencana, kami akan berwisata
terlebih dahulu di Dieng sebelum melakukan pendakian. Ini suatu paket komplit, naik
gunung sekaligus berwisata ria. Perjalanan dari Mendolo ke Dieng lumayan makan
waktu satu jam-an. Sangat berkesan. Melewati pusat Wonosobo yang rapih. Kemudian
jalanan yang kami susuri adalah jalan aspal yang kiri atau kanan nya jurang. Makin
melaju makin terasa menukik lalu kemudian barulah tersadar bahwa kami sudah
berada di “negeri diatas awan”, Dieng. Sungguh cantik. Tampak sebuah gunung gagah
berada di seberang. Apakah itu Sindoro atau Sumbing? Yang jelas sinar matahari
pagi yang membias berwarna kuning kecoklatan membuat rasa hangat dalam hati. Kami
larut dalam pemandagan pagi ini.
Welcome to Dieng
Harusnya dari tadi sudah welcome to
Dieng, hehe
Kami sampai di trotoar yang
di-dindingi dengan tulisan “Welcome to Dieng”. Layaknya ciri khas dari suatu
daerah. Sejauh mata memandang lingkungan sekitar amatlah bersih. Berhubung belum
sarapan, kami mencari makanan apapun yang dijual. Sebuah gerobak “soto sapi” parkir tidak jauh
dari pertigaan dekat dengan tulisan welcoming tadi. Ini moment yang sangat
syahdu menikmati makin dinginnya suhu udara dengan sarapan soto sapi khas
Dieng. Dua kata, ya nikmat dan syahdu, hingga seperti ingin nambah porsi.
Puncak Sikunir
Puncak ini merupakan salah satu spot
sunrise terbaik. Perlu hiking hampir tiga puluh menit untuk sampai di Puncak
Sikunir. Namun kami kesini agak siang sekitar pukul sepuluh. Trek nya cukup
jelas yaitu anak tangga kemudian tanah padat. Saran pakailah buff atau penutup
mulut dan hidung karena banyak debu sisa dari menapaki tanah. O iya, perjalanan
ini pada Agustus. Benar, sedang musim kemarau jadi memang kontur tanah nya
menjadi kering.
Kami sampai di Puncak Sikunir yang
ditandai dengan sebuah shelter beratap. Ternyata pada jam tersebut masih ramai.
Gunung Sindoro berdiri gagah sangat tepat di depan mata kami. Langit begitu
biru cerah. Cukup lama kami disini karena pemandangan yang sungguh tidak
membuat bosan, terlebih bagi pecinta ketinggian. Tidak lupa kami abadikan
cerita ini dengan mengambil foto. Semoga bisa kembali kesini tepat saat subuh
untuk menikmati sunrise.
Telaga Warna
Driver kemudian membawa kami
destinasi selajutnya yang tidak kalah menarik, Telaga Warna. Telaga ini sangat
khas dengan warna air nya yang berubah-ubah. Mulai dari warna hijau, biru,
kuning hingga pelangi. Komplit ya.
Warna-warna ini menurut cerita terbentuk
karena adanya kandungan sulfur yang cukup banyak yang kemudian akan dipantulkan
berwarna-warni oleh sinar matahari. Untuk masuk ke wisata ini, dikenakan tiket
tujuh ribu rupiah per orang. Asyiknya ada yang berjualan. O pastinya naluri
jajan-jajan ria bergejolak. Kami membeli kentang goreng khas Dieng, kentang
asli Dieng dan beberapa cemilan lainnya.
at Batu Ratapan Angin |
Tidak lupa setelah menyusuri telaga, kami menikmati Batu Ratapan Angin. Dari spot ini akan terlihat Telaga Warna dari atas ketinggian. Juga sekeliling dapat dilihat pemandangan salah satu desa kecil Dieng.
Sekian cerita Di-Dieng #1
Sampai jumpa di cerita Dieng
selanjutnya yah.
0 silakan tinggalkan komentar ya teman pembaca :)
silakan boleeh komentar yaa