HARKITNAS?
Ya, kita semua pasti kenal dengan Hari
Kebangkitan Nasional yang sering disingkat menjadi Harkitnas, tepatnya jatuh
setiap tanggal 20 Mei. Kebangkitan nasional merupakan bangkitnya semangat
nasionalisme kebangsaan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yang
artinya lepas dari penjajahan. Sedangkan Hari Kebangkitan Nasional adalah suatu
momen bagi kita-generasi penerus-untuk me-review
kembali apa-apa yang telah diperjuangkan oleh para pendahulu untuk kemerdekaan
Indonesia dan tentunya terus melanjutkan perjuangan itu sendiri.
Mengenai latar belakang adanya Harkitnas, sempat saya lontarkan pertanyaan kepada salah satu teman terdekat tentang Budi Utomo, yang mana merupakan salah satu hal yang sangat erat kaitannya dengan kebangkitan nasional. Ternyata teman saya tidak terlalu tahu betul mengenai sejarah adanya Budi Utomo. Sangat disayangkan memang. Masih banyak orang-orang yang dahulunya sempat mempelajari mengenai sejarah namun ketika sudah bertambah dewasa semuanya menjadi lupa, termasuk saya. Oleh karena itu, saya akan mengulas sedikit mengenai Budi Utomo untuk flashback kembali ke masa lalu tentang sejarah.
Throwback
: Sejarah Singkat Hari Kebangkitan Nasional
Berbekal pelajaran Sejarah ketika masa menjadi
siswa dulu, sejenak saya dapat me-review
kembali mengenai sejarah kebangkitan nasional.
Kebangkitan nasional berawal dari
lahirnya organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang sekaligus menjadi tonggak
munculnya semangat nasionalisme untuk melepaskan bangsa Indonesia dari
penjajahan, demi satu kata yang menyimbolkan keinginan seluruh rakyat, merdeka.
Merdeka adalah bebas dari belenggu penjajahan yang sudah sekian lama menjerat
bangsa Indonesia. Bagaimana tidak, tekanan demi tekanan yang terus dilancarkan
pihak Belanda dan Jepang kepada rakyat Indonesia semakin tidak dapat
ditoleransi lagi. Bahkan mereka berniat untuk memecahbelah. Siapa yang ingin
terus berada di kondisi tersebut? Saya rasa siapapun tidak ingin ditekan
ataupun dikekang. Kita perlu bebas, karena ini tanah kita.
Adapun tokoh yang memprakarsai
berdirinya Budi Utomo adalah Dr. Sutomo sebagai ketua bersama beberapa pelajar
yang berasal dari STOVIA (School tot Opleiding van
Indische Artsen). Namun Dr. Wahidin Sudirohusodo-lah yang menjadi orang dibalik
layar memberikan dukungan penuh dan inspirasi atas lahirnya organisasi
tersebut.
Budi Utomo dengan beberapa sekolah yang didirikannya
mengajarkan rasa nasionalisme yang begitu tinggi kepada siswa-siswa sehingga
dari situlah permulaan adanya pergerakan nasionalisme. Selain itu, konggres
pertama yang diadakan pada tanggal 5 Oktober 1908 di Yogyakarta berhasil
menetapkan tujuan organisasi ini, yaitu memajukan bangsa dan negara dalam
bedang pendidikan, kebudayaan, teknik dan industri, pertanian dan peternakan
serta perdagangan. Tidak hanya itu, Budi Utomo juga mempunyai cita-cita untuk
melepaskan bangsa Indonesia dari pihak penjajah yang mana hal itu adalah tujuan
bersama dari seluruh rakyat. Secara tidak langsung Budi Utomo telah
membangkitkan gelora semua rakyat untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan NKRI.
Maka keberhasilan Budi Utomo dalam membawa aura pergerakan nasional tersebut
menjadi latar belakang lahirnya kebangkitan nasional dimana pemerintah
menetapkan tanggal lahirnya Budi Utomo sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Memaknai
Hari Kebangkitan Nasional
Bagaimana
harusnya kita memaknai Hari Kebangkitan Nasional?
Kembali ke perbincangan saya dengan
teman terdekat di awal tadi. Dari sana sudah mulai terlihat titik-titik
kekurangan. Nilai-nilai yang ada di peringatan Hari Kebangkitan Nasional sudah
mulai luntur di kalangan generasi muda Indonesia dengan ketidaktahuan tentang
makna sebenarnya dari kebangkitan. Bagaimana mungkin sejarah bangsa sendiri dapat
terlupa padahal setiap tahunnya di tanggal-tanggal tertentu sudah ditetapkan
sebuah peringatan mengenang sejarah. Maka peringatan Hari Kebangkitan Nasional
haruslah dijadikan suatu momen untuk me-review
kembali sejarah terdahulu dan terus memperjuangkan nilai-nilai yang ada
padanya.
Makna kebangkitan nasional yang berarti
bangkit dari kemiskinan, kebodohan, dan keterpurukan serta penjajahan terlihat
belum seutuhnya tercapai hingga sekarang. Kenapa? Kita dapat melihat bahwa
masih banyaknya rakyat tinggal di rumah yang tidak layak dan kekurangan
kebutuhan pokok, yang berarti mencerminkan bahwa kemiskinan masih menjamur.
Masih banyak anak-anak yang putus sekolah karena biaya, bahkan rela membuang
jauh keinginan bersekolahnya dengan bekerja demi melanjutkan hidup keluarga,
yang berarti bahwa kebodohan masih belum berakhir. Ribuan pengangguran masih
berlalu-lalang mencari pekerjaan, ini berarti bahwa keterpurukan perkembangan
ekonomi bangsa masih sangat lamban untuk berkembang. Dan yang terakhir, apakah
bangsa ini sudah benar-benar lepas dari ‘penjajahan’? Sepertinya belum, karena
pihak-pihak asing masih jelas mendominasi wilayah Indonesia dalam dunia perdagangan
alias menjadi mayoritas dengan produk-produk dan jasa yang ditawarkannya.
Akibatnya produk orisinil khas budaya Indonesia menjadi lamban untuk berkembang.
Sebagai contoh, beberapa hari sebelumnya
saya sempat mengunjungi sebuah pabrik bahan mentah pembuatan ban yaitu pabrik karet.
Bahan mentah karet yang dipasok dari berbagai daerah ini nantinya setelah
diolah akan dikemas sedemikian untuk dikirimkan ke luar negeri sebagai bahan
dasar pembuatan ban ternama merek luar negeri. Setelah diproses lagi di luar
negeri sana, barulah ban yang mereka produksi dijual kembali salah satunya kepada
negara pengekspor bahan mentahnya, Indonesia. Dan tentunya rakyat menikmati
produk bermerek luar negeri dengan harga yang selangit itu. Sangat disayangkan
bukan? Mengapa tidak kita saja yang mengolah dan memproduksi? Mengapa tidak
kita manfaat semaksimal mungkin dan mengembangkan potensi yang begitu kaya di
Indonesia? Jawabannya adalah bangsa Indonesia belum benar-benar bangkit maju
seutuhnya.
Pembahasan tadi mungkin bisa dijadikan sebagai
sebuah refleksi menyangkut sudah seberapa jauhkah Indonesia atau bisa disebut
generasi penerusnya dalam melanjutkan gelora perjuangan pergerakan untuk
memajukan Indonesia seperti yang telah dilakukan para pahlawan bangsa ini. Masalah
demi masalah mungkin saja akan semakin banyak menghadang seiring berjalannya
zaman. Sekarang tinggal bagaimana kita sebagai generasi muda untuk tetap dan
akan selamanya memperjuangkan cita-cita bangsa, kemerdekaan dan kemajuan yang
hakiki. Tidak sampai disitu, nilai-nilai
dari adanya momen Hari Kebangkitan Nasional harus diwariskan kepada generasi
sesudah kita sampai bumi pertiwi ini lenyap. Terus kobarkan gelora
pergerakanmu, wahai pemuda! Bangkitlah Indonesia!
Dan seperti Soekarno yang mengatakan, “berikan aku 10 pemuda dan akan ku
goncangkan dunia ini“
Pemuda-pemudi Indonesia adalah sangat luar biasa, maka berikanlah apa yang bisa kita berikan kepada bangsa ini, bukan saja apa yang bisa kita dapatkan,bangkitlah pemuda, untuk Indonesia jaya!
Oh ya sebagai info, postingan ini juga saya ikut sertakan dalam lomba Pekan Informasi Nasional 2014 yang diadakan oleh pemerintah Sumatera Barat. Berikut ini adalah gambaran umum dari kegiatan Pekan Informasi Nasional 2014 :
Kegiatan Pekan Informasi Nasional (PIN) tahun ini diselenggarakan di Provinsi Sumatera Barat. PIN 2014 ini adalah yang ke-6 kalinya digelar. Adapun tujuan dari adanya kegiatan PIN 2014 ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, apresiasi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Pihak-pihak yang akan ikut berpartisipasi dalam kegiatan Pekan Informasi Nasional ini adalah instansi pemerintah, komunitas, lembaga swasta, LSM serta masyarakat umum sebagai peserta dalam memeriahkan acara ini. kegiatan yang akan diselenggarrakan nantinya adalah berupa festival pertunjukan rakyat, pergelaran media tradisional, sarasehan, pertunra dan KIM, aplikasi teknologi informasi (lomba blogger & animasi), bidang pameran teknologi informasi, postel dan penyiaran, bidang parade budaya nusantaradan marching band dan masih banyak kegiatan menarik lainnya. Kegiatan-kegiatan ini nantinya diharapkan dapat meningkatkan antusiasme warga terhadap PIN, menambah pengetahuan generasi muda akan dunia ICT serta menambah kepedulian masyarakat akan potensi sosial budaya yang mereka miliki. (Sumber : Pekan Informasi Nasional 2014 )
Silahkan kunjungi juga link berikut untuk info lebih lanjut : Pekan Informasi Nasional 2014
Semoga postingan ini bermanfaat :)
0 silakan tinggalkan komentar ya teman pembaca :)
silakan boleeh komentar yaa